a.
KEP (Kekurangan Energi Protein)
Tanda-tanda Biokimia :
·
Nilai Prealbumin
dalam kaitannya dengan Status Gizi
Status gizi
|
Nilai prealbumin µ/dl)
|
|
Baik *)
|
23,8 ± 0,9
|
|
Gizi sedang *)
|
16,5 ± 0,8
|
|
Gizi kurang *)
|
Marasmus **)
|
12,4 ± 1,0
|
Gizi buruk *)
|
Marasmus-Kwash*)
|
7,6
± 0,6
|
Marasmus-kwash.
|
3,3 ± 0.2
|
|
Kwashiorkor **)
|
||
Ket: *) klasifikasi
|
Waterloo , **) , *)
|
Klasifikasi Welcome
|
·
Batasan dan interpretasi
kadar serum protein dan serum albumin
senyawa (g/dl)
|
Umur (th)
|
kurang
|
margin
|
cukup
|
1. Serum albumin
|
<1
|
-
|
< 2,5
|
2,5+
|
1- 5
|
-
|
< 3
|
3 +
| |
6 - 16
|
-
|
< 3,5
|
3,5+
| |
16 +
|
< 2,8
|
2,8-3,4
|
3,5+
| |
Wanita hamil
|
< 3
|
3 -3,4
|
3,5+
| |
2.Serum protein
|
<1
|
-
|
< 2,5
|
5,0+
|
1- 5
|
-
|
< 3
|
5,5 +
| |
6 - 16
|
-
|
< 3,5
|
6,0+
| |
16 +
|
6,0
|
6,0 - 6,4
|
6,5+
| |
Wanita hamil
|
5,5
|
5,5 - 5,9
|
6,0+
|
1 1.
Kwashiokor
Tanda-tanda Klinis :
·
Edema,
umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
·
Wajah
membulat dan sembab (Moon Face)
·
Pandangan
mata sayu
·
Rambut
tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,
rontok
·
Perubahan
status mental, apatis, dan rewel
·
Pembesaran
hati
·
Otot
mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
·
Kelainan
kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
·
Sering
disertai:penyakit infeksi, (umumnya akut)
·
anemia
·
diare.
2.
Marasmus
Tanda-tanda Klinis :
·
Tampak
sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
·
Wajah
seperti orang tua
·
Cengeng,
rewel
·
Kulit
keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada daerah
pantat tampak seperti memakai celana longgar/”baggy pants”)
·
Perut
cekung
·
Iga
gambang
·
Sering
disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang),
·
diare
3. Marasmus-Kwashiokor
Tanda-tanda Klinis :
·
Tanda klinis gabungan antara marasmus dan
kwashiorkor
·
terjadi penurunan berat
badan dibawah 60 % dari normal.
·
Gambaran yang utama ialah
kwashiorkor edema dengan atau tanpa lesi kulit, pengecilan otot, dan pengurangan
lemak bawah kulit seperti pada marasmus
·
Jika edema dapat hilang
pada awal pengobatan, penampakan penderita
akan menyerupai marasmus.
b.
Gondok
Tanda-tanda Klinis :
·
Grade 0 :
normal. Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datara maupun tengadah maksimal
dan dengan palpasi tidak teraba
·
Grade I A :
kelenjar gondok tidak terlihaat, baik datar maupun tengadah maksimal, tapi
dengan palpasi terasa > ruas terakhir ibu jari penderita
·
Grade I B :
kelenjar gondok dengan inspeksi datara tidak terlihat tetapi dengan tengadah
maksimal terlihat dan dengan palpasi teraba > grade I A
·
Grade II :
kelenjar gondok dengan inspeksi datar terlihat dan dengan palpasi teraba lebih
besar daripada grade I B
·
Grade III :
kelenjar gondok cukup terlihat, dapat terlihat pada jarak 6m atau lebih.
Tanda-tanda Biokimia :
·
Tahap 1 :
gondok endemik dengan rata-rata lebih dari 50 mg/gr kreatinin di
dalam urin. Pada keadaan ini suplai hormon tiroid cukup untuk perkembangan fisik dan mental
yang cukup.
·
Tahap 2 :
gondok endemik dengan ekskresi yodium dalam urin rata-rata 25-50 mg/gr kreatinin pada
kondisi ini sekresi hormon tiroid boleh jadi
tidak cukup sehingga menanggung risiko hipotiroidisme tetapitidak sampai
kreatinisme.
·
Tahap 3 :
gondok endemik dengan rata-rata ekskresi yodium dalamurin kurang dari
25 mg/gr kreatinin. Pada kondisi ini populasimemiliki risiko menderita kreatinisme
c.
Anemia
Tanda-tanda Klinis :
1.
Rambut
rapuh dan halus.
2.
Kuku
tipis, rata, mudah patah, bentuk seperti sendok (koilonikia).
3.
Atropi
Papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging,
meradang dan sakit.
4.
Timbul
Stomatitis Angularis (pecah-pecah) dengan kemerahan dan rasa sakit di
sudut-sudut mulut).
5.
Malnutrisi.
6.
Cepat
lelah, taki kardi, palpitasi dan takipnea pada latihan fisik
Tanda-tanda Biokimia :
1. Besi plasma kurang dari 40 mg per 100
ml.
2. Hb 6 – 7 mg per 100 ml.
3. Kadar Hb normal untuk wanita 12-14 gr/dl, sedangkan untuk pria
13-16 gr/dl.
4. Nilai ambang batas penentuan status
Anemia menurut WHO 1975 :
Kelompok
|
Batas
nilai Hb (g/dl)
|
Bayi/balita
|
11,0
|
Usia sekolah
|
12,0
|
Ibu hamil
|
11,0
|
Pria dewasa
|
13,0
|
Wanita dewasa
|
12,0
|
5.
Batasan
Anemia menurut Depkes 1995
Kelompok
|
Batas
normal Hb (g/dl)
|
Anak balita
|
11,0
|
Usia sekolah
|
12,0
|
Ibu hamil
|
11,0
|
Pria dewasa
|
13,0
|
Wanita dewasa
|
12,0
|
Ibu menyusui > 3 bl
|
12,0
|
d.
KVA (Kekurangan Vitamin A)
Tanda-tanda Klinis :
Tanda-tanda
dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO / USAIDUNICEF / HKI /
IVACG, 1996 sebagai berikut :
1.
Buta senja = rabun senja = rabun ayam = XN
Tanda-tanda :
-
Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel
batang retina.
- Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit
beradaptasi di ruang yang remang-remang setelah lama berada di cahaya terang.
- Penglihatan
menurun pada senja hari, dimana penderita tidak dapat melihat di lingkungan
yang kurang cahaya, sehingga disebut buta senja.
Untuk
mendeteksi apakah anak menderita buta senja dengan cara :
- Bila
anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/menabrak benda
didepannya, karena tidak dapat melihat.
- Bila
anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta
senja. Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila didudukkan ditempat kurang
cahaya karena tidak dapat melihat benda ataupun makanan didepannya.
2. Xerosis
Konjungtiva = X1 A
Tanda-tanda :
-
Selaput lender bola mata tampak kurang
mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput dan berpigmentasi dengan
permukaan kasar dan kusam
-
Orang tua sering mengeluh mata anak tampak
kering atau berubah warna menjadi kecoklatan.
3. Xerosis Konjungtiva dan bercak bitot = X1 B
Tanda-tanda :
-
Tanda-tanda xerosis konjungtiva (X1A)
ditambah bercak bitot yaitu bercak putih seperti bsa sabun atau keju terutama
di daerah celah mata sisi luar.
- Bercak
ni merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda khas pada
penderita xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai criteria penentuan prevalensi
kurang vitamin A dalam masyarakat.
Dalam
keadaan berat :
- Tampak
kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva.
-
Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat
dan berkerut.
-
Orang tua mengeluh mata anaknya tampak
bersisik.
4. Xerosis Kornea = X2
Tanda-tanda :
-
Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai
kornea
-
Kornea tampak suram dan kering dengan
permukaan tampak kasar.
-
Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk
dan menderita penyakit infeksi dan sistemik lain)
5. Keratomalasia dan Ulcus Kornea = X3A, X3B
Tanda-tanda :
-
Kornea melunak seperti bubur dan dapat
terjadi ulkus.
-
Tahap X3A : bila kelainan mengenai kurang
dari 1/3 permukaan kornea
-
Tahap X3B : bila kelainan mengenai semua atau
lebih dar 1/3 permukaan kornea
-
Keadaan umum penderita sangat buruk
-
Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea
(kornea pecah)
6.
Xeraftalmia scar (XS) = sikatriks (jaringan
parut) kornea
Tanda-tanda :
-
Kornea mata tampak menjadi putih atau bola
mata tampak mengecil
-
Bila luka pada kornea telah sembuh akan
meninggalkan bekas berupa sikatrik atau jaringan parut
-
Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat
disembuhkan walaupun dengan operasi cangkok kornea
7.
Xeroftalmia Fundus (XF)
Tanda-tanda :
-
Dengan opthalmoscope pada fundus tampak
gambar seperti cendol.
Tanda-tanda Biokimia :
·
Penentuan Masalah Kesehatan Masyarakat (KVA)
Sumber WHO, 1982
Indikator
yg digunakan
|
Batasan
Prevalensi
|
Plasma vit A >= 10 µ /dl
|
>= 5%
|
Liver Vit A >= 5 µ /dl
|
>= 5%
|